Sebagai Muslim tentunya, kita merindukan surga-Nya di akhirat kelak. Untuk menggapai surga-Nya, ternyata dapat diraih dengan hal yang tak sulit dilakukan, namun banyak ditinggalkan, yaitu menerapkan akhlak yang baik dalam hidup. Hal tersebut sebagaimana misi diutusnya Rasulullah SAW di muka bumi, yaitu untuk menyempurnakan akhlak.
Dari Malik rahimullah, sesungguhnya telah sampai riwayat padanya bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR.Imam Malik).
Dari Abu Umamah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Aku menjamin sebuah rumah di sekitar pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan pertengkaran, walaupun ia benar; (aku menjamin) sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, walaupun ia bergurau; dan (aku menjamin) sebuah rumah di surga paling tinggi bagi orang yang memperbaiki akhlaknya (hingga memiliki akhlak yang mulia).” (HR. Abu Dawud).
Allah SWT berfirman, “Dan balasan dari suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Namun barangsiapa memaafkan dan berbuat baik,maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (QS. Asy-Syura [42]: ayat 40).
Dalam hal bergaul dengan manusia, bersikap rendah hati juga sangat penting untuk diperhatikan. Sebab antara satu manusia dan manusia yang lain, sama derajatnya. Dan Allah tak menyukai manusia yang bersikap sombong atas manusia lainnya.
Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (QS. Luqman [31]: ayat 18-19).
Rasulullah SAW menyamakan orang yang berakhlak baik dengan derajat orang-orang yang senantiasa berpuasa dan orang-orang yang senantiasa bangun untuk shalat malam.
Dari Aisyah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik dapat mencapai derajat ash Sha`im (orang yang selalu berpuasa pada siang hari) dan al-Qaa`im (orang yang selalu berdiri dalam shalat di malam hari)’.” (HR. Abu Dawud).