Wanita terbaik penyenang hati Rasulullah adalah wanita yang sholehah dan selalu ada di jalan Allah. Kegembiraan yang tiada tara apabila dapat bertemu, bahkan mendampingi hidup Rasulullah, manusia paling mulia ini. Tidak sembarang orang bisa mendampingi beliau di masa yang penuh ujian, begitu juga dengan wanita ini.
Kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa di balik pria yang sukses pasti ada istri di belakangnya. Mungkin hal inilah yang juga terjadi pada Rasulullah SAW. Lantas siapakah wanita itu? Apakah wanginya harum, cerdas, cantik rupanya, masih muda atau justru sebaliknya? Ternyata bukan karena semua itu ia mendapatkan sebutan wanita terbaik dari Rasulullah.
Pada suatu ketika, sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai bagaimana wanita yang paling baik itu. Kemudian, beliau menjawab bahwa wanita yang apabila dilihat oleh suaminya menyenangkan hati sang suami, taat pada perintah suami dan tidak benci ataupun menyelisihi apa yang terjadi pada dirinya (istri) dan harta benda sang suami.
Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh salah seorang dari Badui saat ditanya mengenai wanita. Ia menjelaskan bahwa wanita yang paling utama adalah wanita yang paling besar dan paling tinggi saat duduk, jujur saat berkata, apabila tertawa cukup dengan senyum, apabila membuat sesuatu begitu baik, taat pada perintah sang suami, mengurus rumah dengan baik, mulia di hadapan golongannya, rendah dalam dirinya, penuh kasih sayang dan memiliki
Ia melanjutkan jika yang paling buruk di antara
mereka ialah yang tertawa tanpa alasan yang jelas, senang menyumpahi suaminya, berbicara bohong, hidungnya di langit atau sombong, dan pantatnya ada di air atau martabatnya rendah.
Seperti itulah karakteristik wanita solehah dimana mereka adalah wanita yang taat pada suaminya, mampu menjaga amanah diri, memenuhi hak-hak suami, menjaga harta suaminya saat ditinggal pergi. Wanita ini juga mampu menyejukkan hati sang suami saat di dunia dan teman setia menuju surga.
Sementara, wanita yang paling buruk adalah wanita yang menjadi neraka untuk suaminya dimana mereka merasa lebih tinggi kedudukannya dibanding sang suami atau angkuh, padahal Allah sudah berfirman dalam sebuah ayat di dalam Al-Qur’an. Isi ayat tersebut adalah lelaki adalah pemimpin untuk wanita. Sudah sepatutnya jika seorang wanita haruslah taat pada suaminya asalkan apa yang diperintahkan sesuai dengan ketentuan dan aturan Allah.
Dalam riwayat lain dikisahkan perbincangan antara Abu Darda dan istrinya, Ummu Darda. Ia mengatakan kepada sang istri bahwa apabila ia sedang dalam keadaan marah, maka relakanlah. Begitu juga jika ia melihat sang istri marah, maka ia akan merelakannya. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka mereka tidak akan berteman atau bersatu.
Berdasarkan kisah wanita terbaik menurut Rasulullah di atas, kita tahu bahwa suami adalah pemimpin dalam keluarganya. Oleh karena itu, sebagai seorang istri, kita harus memahami kewajiban dan tugas kita kepada keluarga, suami, dan anak. Mentaati suami adalah salah tugasnya. Selain itu, dilarang bagi seorang istri untuk menampakkan wajah yang kurang enak karena sudah sepantasnya jika istri selalu membuat sang suami bahagia. Apabila kita melakukan semua kewajiban dan tugas ini dengan ikhlas maka InsyaAllah, kita akan menjadi salah satu dari wanita terbaik menurut Rasulullah.