Ayah, Aku tahu bahwa kami disuruh berbakti pada Ibunda terlebih dahulu, kemudian berbakti pada dirimu.
Ayah, Aku tahu setiap tetesan darahku juga mengalir darah dagingmu, meskipun engkau tidak pernah mengandungku.
Ayah, Aku tahu betapa susahnya Ibunda mengandungku selama 9 bulan hingga melahirkanku. Namun, Aku tahu engkaulah yang selalu menjaga Ibu, menyuapi Ibunda makan, membopongnya sampai melahirkanku. Bahkan engkau akan menangis ketika melihat Ibunda melahirkanku.
Ayah, engkaulah pemimpin keluarga kita. Engkaulah tempat kami berlindung dan tempat Ibunda berlindung.
Ayah, sejak Aku masih kecil engkau selalu berusaha membuatku tenang, nyaman dan bahagia. Aku tahu engkau rela melakukan apa saja demi memenuhi permintaanku.
Ayah, Aku selalu menantimu ketika engkau pulang kerja dan engkau pasti selalu dan mau menghabiskan waktu bersamaku meski dirimu sangat kelelahan karena bekerja.
Ayah, engkau sosok yang sungguh luar biasa, meski bakti terbesarmu pada Ibu kandungmu, engkau selalu menyayangi Ibunda kami dan juga menyayangi kami, engkau sangat mengerti tentang kasih sayang.
Ayah, ketika anak perempuanmu besar nanti, engkau bahkan tidak rela melepas kami dimiliki laki-laki lain untuk menjadi istrinya. Engkau tidak sudi jika kami disakiti orang lain, karena engkau tidak pernah membuat kami bersedih.
Ayah, tidak lupa Aku mengirimkan doa selalu untukmu dan memohon kepada Yang Maha Kuasa semoga Ayah, Aku dan Ibunda bersatu kembali di hari nanti.
Ayah, maafkan Aku dan juga Ibunda jika selama ini pernah membuat hatimu bersedih sehingga air matamu tidak pernah kami lihat karena engkau sosok yang tegar. Dan tidak akan menangis di depan kami semua.
Untukmu Ayah, Terimakasih telah menjadi sosok orang tua yang hebat bersama Ibunda dalam mendidik kami anak-anakmu hingga dewasa dan sukses meraih impian kami sekarang.
